Sortagiri Tegaskan Hak Tanah Ulayat dan Dukung Pembangunan Batalyon Teritorial di Suak Simsim, Pakpak Bharat

Bagikan ke :

Pakpak Bharat, WIPNET โ€“
Dalam suasana adat yang penuh khidmat, lembaga adat Sortagiriโ€”yang menaungi Marga Padang, Berutu, dan Solinโ€”menggelar ritual adat Persodipen di kawasan Banu Harhar, Desa Kuta Jungak, Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat, pada Sabtu (1/11/2025).

Ritual ini menjadi momentum penting untuk menegaskan hak kepemilikan tanah ulayat serta menyampaikan dukungan resmi terhadap pembangunan Batalyon Teritorial di wilayah Suak Simsim, Pakpak Bharat.


Penguatan Hak Ulayat Melalui Ritual Adat

Kegiatan adat yang dipimpin oleh Ahmad Padang, Zulkarnain Berutu, dan Rinto Solin ini dilaksanakan sebagai wujud penguatan kedaulatan adat serta pengakuan resmi terhadap tanah ulayat milik Sortagiri di kawasan Banu Harhar.

โ€œRitual ini bukan sekadar seremonial, tetapi bentuk pengakuan adat bahwa tanah Banu Harhar adalah warisan leluhur kami. Kami ingin adat dan pembangunan negara berjalan seiring, saling menghormati, dan saling menguatkan,โ€ ujar Ahmad Padang, Ketua Umum Sortagiri.


Dukungan untuk Program Batalyon Teritorial

Dalam kesempatan tersebut, Sortagiri juga menyatakan dukungan penuh terhadap program pembangunan Batalyon Teritorial oleh Kementerian Pertahanan RI.
Menurut Ahmad Padang, langkah tersebut selaras dengan semangat masyarakat adat yang ingin berkontribusi bagi keamanan nasional tanpa meninggalkan akar budaya mereka.

โ€œKami mendukung penuh pembangunan Batalyon Teritorial, asalkan seluruh prosesnya tetap menghormati hak adat. Kami siap bekerja sama dengan Kodim dan pihak terkait agar pembangunan ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat,โ€ jelasnya.

Konsultan independen Dr. Sahala M. Solin yang turut hadir menilai kegiatan ini sebagai langkah positif dalam membangun sinergi antara adat dan negara.


Empat Tujuan Strategis

Hasil musyawarah adat Sortagiri merumuskan empat tujuan utama dari sinergi ini, yaitu:

  1. Pengakuan publik terhadap hak ulayat Sortagiri di Banu Harhar.
  2. Pembangunan Batalyon Teritorial yang berbasis komunikasi dan kearifan lokal.
  3. Peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat Pakpak.
  4. Pencegahan konflik sosial melalui pendekatan budaya dan musyawarah adat.

Dukungan Tokoh dan Pemuda

Kegiatan adat tersebut juga dihadiri oleh berbagai tokoh dan lembaga adat, seperti Sulang Silima, Kostan Capah, Kudadiri, serta kelompok pemuda PB3I dari Marga Berutu.
Perwakilan pemuda, Zulkarnain Berutu, menegaskan dukungannya terhadap sinergi ini.

โ€œKami, pemuda Berutu dan PB3I, selalu konsisten membela hak-hak adat dan mendukung Marga Padang sebagai abangen kami. Kami ingin pembangunan tetap berpihak kepada masyarakat lokal,โ€ tegasnya.


Pesan kepada Pemerintah

Sortagiri menyerukan agar Kementerian Pertahanan, Kodam, dan Kodim yang terlibat dalam proyek tersebut tetap menjalin komunikasi terbuka dengan masyarakat adat.
Menurut mereka, pembangunan yang menghormati adat akan lebih diterima dan berkelanjutan.


Menjaga Keseimbangan Adat dan Negara

Ritual Persodipen Sortagiri di Banu Harhar bukan hanya sekadar kegiatan adat, melainkan momentum penting yang menunjukkan bahwa pembangunan nasional dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan hak ulayat.

Dengan sinergi antara adat dan negara, diharapkan wilayah Suak Simsim dan Kabupaten Pakpak Bharat dapat maju tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai luhur leluhur mereka. (MR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *