CIKARANG PUSAT – WIPNET. Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi Jaya Marjaya mendukung penuh Program yang akan dicanangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan (DLHDK) Kabupaten Bekasi untuk membentuk Bank Sampah di setiap RW di Kabupaten Bekasi.

Menurut Jaya Marjaya yang juga wakil komisi III sekaligus anggota Fraksi PKB, mengatakan bahwa program ini bagus dan harus kita dukung dengan baik. Sebagai anggota DPRD yang bermitra dengan DLHDK maka kami wajib mendukung penuh Program yang sejalan dengan visi dan misi komisi III. Mendukung program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bekasi. Hal dikatakan kepada WIP Rabu (02/07/2025).

DPRD Kabupaten Bekasi sebagai Badan legislatif dan mitra Pemerintah Daerah, harus memiliki rasa tanggungjawab yang baik khususnya masalah pembangunan infrastruktur dan yang lainnya. Terkait dengan bank sampah ini, Kami sampaikan bahwa kita mendukung program yang baik. Kita harus support mereka (Dinas-red) supaya program tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat luas sebagaimana saya sampaikan tadi ungkap Marjaya.
Sementara itu Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHDK) Kabupaten Bekasi tengah menggencarkan program pembinaan pembentukan bank sampah baru tingkat Rukun Warga (RW) di 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi. Tujuannya supaya sampah plastik dan barang Bekasi yang masih bisa didaur ulang bisa dipisahkan dan dikumpulkan untuk di jual kembali. Barang tersebut bisa diolah kembali di pabrik menjadi barang baru. Dan hasil dari pengumpulan barang bekas tersebut bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk kepentingan sosial dan kepentingan kegiatan RT atau RW mereka.
Menurut Katim Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Persampahan DLHDK Kabupaten Bekasi, Nurul Fitria menerangkan program ini merupakan upaya untuk memperkuat peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah agar terciptanya lingkungan bersih, sehat, serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan RW masing-masing.
Lebih lanjut Nurul “Tujuan dari program ini untuk memperkuat budaya peduli masyarakat terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui program ini kami ingin mendorong pemahaman warga, bahwa pengelolaan sampah bisa dimulai dari rumah dengan alat sederhana, dan dapat berdampak besar bila dilakukan secara kolektif dan konsisten”.
Nurul menambahkan, program ini tidak hanya bersifat sosialisasi satu arah sekaligus menjadi ruang dialog langsung antara narasumber dan warga yang membahas cara-cara pengelolaan sampah organik secara sederhana dan efektif. Seperti pembuatan biopori, penggunaan komposter dari kulit buah, hingga fermentasi melalui pendekatan edukatif dan aplikatif.
“Kami ingin memberikan edukasi yang aplikatif dan mudah dipraktikkan oleh warga. Salah satu metode yang dijelaskan adalah dengan membuat lubang biopori sedalam 1 meter, lalu mengisinya dengan sisa makanan untuk mempercepat penguraian alami” tambah Nurul.
Selain itu, melalui program ini, DLH menargetkan pembentukan bank sampah baru di 322 RW se-Kabupaten Bekasi dengan sarana dan prasarana serta peran aktif melalui swadaya masyarakat yang diharapkan mampu mengurangi sampah rumah tangga dengan estimasi 15 – 17 persen.
“Sebagai bentuk komitmen, kami juga akan terus memberikan pendampingan menyeluruh seperti edukasi, pelatihan, monitoring, hingga fasilitasi alat dan infrastruktur pendukung lainnya kepada masyarakat untuk membangun lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan produktif,” tuturnya.
Menurut Nurul, peran aktif masyarakat adalah kunci utama keberhasilan program ini. Karena itu pihaknya menekankan pentingnya kemandirian warga dalam menjalankan program bank sampah di lingkungan RW secara massif.
“Tentunya kami tidak hanya ingin menciptakan rutinitas saja, melainkan menjadi gerakan akar rumput dari kesadaran masyarakat untuk menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup,” tutupnya. ADV/ROBERT ST
